Sang Tugu yang Mempesona namun Menarik Ancaman
- Mas Pandu
- Feb 22, 2018
- 3 min read
Updated: Mar 5, 2018
Kalau kalian wisatawan yang sedang main ke Jogja, belum afdol kalau belum selfie atau foto bareng Tugu Jogja, ya gak? Yuk ikuti saya dalam hunting foto di sekitar Tugu Jogja.

Sebagai warga asli Yogyakarta, saya tidak bisa ikut merasakan antusiasme wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berwisata di kota ini. Bagi saya, lewat Tugu Jogja ya biasa aja, lewat Jalan Malioboro ya biasa aja, masuk Pasar Beringharjo ya biasa aja. Tapi saya memahami, sebagai wisatawan pasti ingin membawa oleh-oleh digital berupa foto ketika berada di kota ini. Segala sudut tempat wisata yang menarik tak luput dari jepretan kamera. Salah satunya yaitu Tugu Jogja, obyek foto di Yogyakarta yang wajib diajak berselfie ria.
Kamera hape featuring Tugu Jogja bisa membuat kalian celaka!
Well that's true. Sebagian besar wisatawan berselfie menggunakan kamera hape (baca: smart phone). FYI Ratio tinggi manusia dengan Tugu Jogja itu 1 banding 4-5. Aku sih gak tahu berapa tinggi Tugu Jogja ini, tapi diukur lewat ratio tadi, tingginya sekitar 7-8 meter. Ketika kalian ingin selfie atau foto dengan background Tugu Jogja menggunakan kamera hape, di sinilah masalah bermulai.
Kebanyakan wisatawan akan mendekati tugu atau berfoto di sekitar pagar tugu. Setelah membuka aplikasi kamera dan mulai framing, mereka mendapatkan obyek utama (manusia) berfoto dengan tembok (bagian bawah tugu). Karena ingin mendapatkan background tugu dengan utuh, mereka mulai menurunkan angle kamera, tapi membuat obyek utama seperti raksasa. Kalau cewek difoto dengan angle yang lebih rendah, seringkali mereka mengeluh kalau kelihatan gendut. Alhasil sang pemotret harus mundur dan jongkok untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Tugu Jogja berada di persimpangan yang sangat ramai, membuat para pemotret yang malang ini harus rela menanggung resiko terserempet bahkan tertabrak kendaraan yang melintas. Tak jarang klakson kendaraan menggema di persimpangan ini dikarenakan aktivitas berfoto yang sembrono. Lalu gimana cara berfoto dengan aman dan mendapatkan hasil yang baik?
Timing is Key!
Berikut adalah trik untuk berfoto di Tugu Jogja dengan aman:
Pelajari Posisi dan Lalulintas
Persimpangan Tugu Jogja hanya memiliki tiga lampu lalulintas, arah dari utara, timur dan barat. Sedangkan sebelah selatan atau Jalan Mangkubumi adalah jalan searah ke selatan sehingga tidak ada lampu lalu lintas. Lalu di mana posisi kalian berfoto? Jika di sebelah selatan tugu, kalian harus was-was dengan kendaraan dari timur. Jika di sebelah utara tugu, kalian harus waspada dengan kendaraan dari arah barat. Jika kalian di sebelah barat atau timur tugu, kalian harus waspada dengan kendaraan dari arah utara. Jangan mengeluh di arah mana utara selatan barat timur, buka hape, siapa tahu ada aplikasi kompas di hape kalian.

Pelajari Framing dan Pose
Kalau kalian motret dengan hape di sekitar pagar tugu, framing yang saya rekomendasikan yaitu setengah badan obyek utama dengan latar belakang tugu dan diambil dari sudut yang lebih rendah. Obyek utama (baca: model) juga harus menentukan pose dan siap berpose saat si pemotret di ambang hidup dan mati tertabrak kendaraan.
Lakukan dengan Cepat
Butuh kerja sama antara model dan si pemotret untuk mendapatkan foto yang baik dengan cepat. Si pemotret harus paham dengan framing tadi, dan sang model harus siap berpose. Ketika tidak ada kendaraan melintas di sisi kalian berfoto, waktu yang kalian miliki yaitu sekitar 10 detik. Jika foto kalian belum memuaskan, kalian bisa foto ulang dengan memperhatikan arus lalu lintas.
Jangan lihat preview foto di tengah jalan GOB**K!
Berikut adalah contoh aktivitas berfoto yang ceroboh dan reaksi pengendara yang dirugikan:
Motret kelamaan framing atau model kebanyakan mikir gaya. "Ealah kakean gaya!"
Habis motret, melihat hasilnya di hape tapi dia masih di tengah jalan! "Woo pekok!"
Menyeberang sembarangan, memotong arus yang sedang ramai. "Asemik, jancuk!"
Menyeberang dengan santai atau jalan pelan-pelan. "Tok pikir dalane mbahmu po?!"
Berfoto sambil bercandaan, dorong-dorongan dan melakukan gerakan tak terkontrol."Woo dasar alay ababil!"
Berfoto dengan tongkat selfie, bisa mengenai pengendara, hape jatuh rusak atau malah dijambret. "Sokor, kapokmu kapan?!"
Contoh Hasil Foto yang Baik dan Benar, haha Keren kan?

Foto ini diambil dari trotoar sebelah miniatur. Miniatur? Iya, di sebelah tenggara persimpangan Tugu Jogja ada miniatur atau diorama Tugu Jogja, Keraton lengkap dengan Pojok Bentengnya dll. Itu spot motret tugu yang paling aman.
Karena malam hari dan saya ingin mendapatkan cahaya dari lampu kendaraan yang lewat. Maka membutuhkan shutter speed yang lumayan lama. Dengan menggunakan lensa kit dan di-zoom secukupnya.
Shutter speed selama 10 detik membuat saya harus menahan pose selama 10 detik lebih. Karena kamera pada mode timer 2 detik sehingga kamera memotret pada keadaan yang benar-benar diam. Foto yang diambil pun akan tajam dan bebas dari blur. Yep, kalian butuh teman/pacar untuk menekan shutter button.

Bisa sih pakai aplikasi remote kamera sehingga kamera dapat dikontrol menggunakan hape. Tapi takut kameranya digondol maling dengan santainya karena yang punya kamera sibuk pose di tengah jalan. Gambar di samping merupakan detail dari pengaturan kameranya. Jangan tanya kenapa, karena saya amatir. He he
Sekian photoblog saya edisi Tugu Jogja ini, semoga bermanfaat bagi kalian semua.
Comentarios